DAUN MAJEMUK
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Daun (folium)
merupakan salah satu bagian tumbuhan yang terpenting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun, selain akar dan batang. karena dalam
daun terdapat kloroplas yang berfungsi sebagai pembuatan makanan atau yang
biasa disebut proses fotosintesis. Pada tumbuhan daun merupakan bagian
yang paling banyak dan biasa kita temui pada bagian batang.
Selain itu juga, daun merupakan
salah satu alat hara (Organa Nutritivum) karena daun bertugas sebagai pengolah
materi yang diperoleh. Daun biasanya mempunyai bentuk tipis dan lebar,walaupun
ada beberapa yang mempunyai bentuk tebal. Semua itu tergantung oleh fungsi
masing – masing daunnya
Daun memiliki dua perbedaan dari letak helaian dari setiap tangkainya,
yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal adalah daun yang pada tangkai
daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Daun majemuk adalah daun yang
memiliki tangkai bercabang-cabang dan pada cabang tangkai ini terdapat helaian
daunnya, sehingga disini pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian
daun. Sama halnya dengan daun tunggal, pada daun majemuk ini memiliki jenis
daun yang bermacam-macam , yaitu: daun majemuk bangun kaki(pedatus), daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
(Samsoeri, 1982).
Dengan adanya
praktikum pengenalan daun ini kita akan mengetahui secara detail kesemua
perbedaan-perbedaan tersebut sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam
menggolongkan sifat-sifat daun dan tidak hanya mendapat materi tetapi dapat
melihat secara langsung.
2. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah mengenal
susunan daun majemuk (folium compositum)
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu
daun majemuk dapat dibedakan bagian-bagian berikut: Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun
majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing
dinamakan anak daun (folium). Ibu
tangkai daun ini dapat dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal
ditambah dengan ibu tulangnya, oleh sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhan yang
mempunyai daun majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang.
Tangkai anak daun (petiololus), yaitu
cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap
sebagai penjelmaan suatu tulang cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu
didalam ketiaknya tak pernah terdapat suatu kuncup. Anak daun (foliolum), bagian ini sesungguhnya
adalah bagian –bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi
terpisah-pisah.Karena suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu
daun tunggal, pada daun majemuk dapat pula kita temukan bagian lain seperti
pada daun tunggal. Upih daun (vagina),
yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang
(Samsoeri, 1982).
Jika
kita memperhatikan daun berbagai jenis tumbuhan , akan terlihat bahwa
diantaranya yang (tjitrosoepomo,2005):
-
Pada tangkai daunnya hanya terdapat satu
helian daun saja. Daun yang demikian dinamakan daun tunggal (folium simplex)
-
Tangkainya bercabang-cabang dan baru
pada cabang tangkai initerdapat helaian daunnya , sehingga disini pada satu
tangkai terdapat lebihdari satu helai daun. Daun dengan susunan yang demikian
disebut daun majemuk (folium compositum)
Suatu
daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal ,yang torehnya
sedemikian dalamnya, sehingga bagian daun diantara toreh-toreh itu terpisah
satu sama lain , dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil yang
tersendiri(Tjitrosoepomo,2005)
Menurut
muzayanah pada bukunya termionologi tumbuhan tahun 2008, Daun terbagi menjadi
dua macam daun yaitu daun lengkap dan daun tak lengkap. Daun lengkap merupakan
daun yang tersusun atas pelepah (vagina),helaian (lamina) dan
tangkai daun (petiolus).sedangkan pada daun yang tak lengkap merupakan
daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian diatas.mengenai
susunan daun yang tak lengkap ada beberapa kemungkinan,antara lain (Muzayinah,
2008):
·
Daun
bertangkai.
Merupakan daun yang tersusun atas
helaian dan tangkai saja.susunan daun seperti diatas paling banyak
ditemukan.misalnya pada daun nangka (Artocarpus integra Merr.)
·
Daun berupih
atau daun berpelepah.
Merupakan daunyang tersusun atas
upih dan helaian saja. Sering kita jumpai pada tumbuhan yang tergolong suku
Rumput.misalnya pada Padi (Oryza sativa).
·
Daun duduk (sesilis).
Merupakan daun yang tersusun atas
helaian saja,tanpa upih dan tangkai.sehingga helaian langsung duduk atau
melekat ada batang.daun ang tersusun atas helaian dan saja dapat mempunyai
pangkal yang demikian lebarnya, hingga pangkal daun seakan-akan melingkari
batang atau memeluk batang,sehingga disebut daun yang memeluk batang (amplexicaulis).misalnya
ada tempuyung (Sonchus oleraceus L.). bagian samping pangkal daun yang
memeluk batang seringkali bangunnya membulat dan disebut telinga daun.
Sama halnya dengan daun tunggal, pada pangkal ibu
tangkai daun majemuk atau di dekat pangkal ibu tangkai itu dapat pula ditemukan
sepasang daun penumpu, seperti misalnya pada daun mawar(Rosa sp) yang berupa dua daun kecil melekat pada kanan-kiri pangkal
ibu tangkai daun, dan pada daun kacang kapri (Pisum sativum L) yang disini merupakan sepasang daun yang lebar dan
ikut serta menunaikan tugas daun sebagai alat untuk berasimilasi
(Tjitrosoepomo,2005)
Menurut
susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan: daun
majemuk menjari (Palmately compound
digitate): tidak mempunyai rachis, daun majemuk menyirip (Pinnately compound): mempunyai rachis,
daun majemuk bangun kaki (pedatus),
dan daun majemuk campuran (digitato
pinnatus). Adapun daun majemuk menyirip dan menjari tiga, daun majemuk
menyirip ganda (bipinnate) mempunyai
cirri- cirri terdapat pinna, pinnule, rachis, dan petiole sedangkan menyirip
dekat midrib bentuk daunnya menyirip pada kebanyakan tanaman paku (polystichum dan polypodium) berlekuk
hampir mendekati midrib (Dalimartha, 2003).
Daun
majemuk menyirip (Pinnatus) adalah
daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan kiri ibu tangkai daun tersusun
seperti sirip pada ikan. Daun majemuk menyirip dapat dibedakan menjadi beberapa
macam yakni: (1) daun majemuk menyirip beranak satu (unifoliolatus), mempunyai ciri- ciri tangkai daun memperlihatka
suatu persendian (articulation),
helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai, terdapat lebih dari satu
helaian daun, hanya saja yang lainnya telah tereduksi,sehingga tinggal satu
anak daun saja. (2) daun majemuk menyirip genap (abrupt pinnatus), mempunyai ciri- ciri terdapat sejumlah anak daun
yang berpasang- pasangan di kanan kiri ibu tulang oleh sebab itu jumlah anak
daunnya menjadi genap. (3) daun menyirip gasal (imparipinnatus) denan ciri- ciri ada atau tidaknya satu anak daun
yang menutup ujung ibu tangkainya, ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita
dapati bilangan yang benar- benar gasaljika anak daun berpasangan, sedang di
ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri (biasanya anak daun ini
lebih besar dari pada yang lainnya). Menurut duduknya anak- anak daun pada ibu
tangkai dan juga menurut besar kecilnya anak- anak daun yang terdapat pada satu
ibu tangkai ada: Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-
pasangan, yakni jika duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap- hadapan.
Daun majemuk menyirip berseling, jika anak daun pada ibu tangkai duduknya
berseling. Daun majemuk menyirip berselang- seling (interrupte pinnatus), yakni jika anak- anak daun pada ibu tangkai
berselang- seling pasangan anak daun yang lebar dengan pasangan anak daun yang
sempit (Muhlisah, 2001).
Daun
majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun pada cabang
tingkat beberapa ibu tangkainya, dengan begitu daun majemuk menyirip ganda
dapat dibedakan dalam: Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun duduk pada cabang tingkat satu dari
ibu tangkai. Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus),
jika anak- anak daun duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai. Majemuk
menyirip ganda empat dan seterusnya (Muhlisah, 2001).
Daun
menyirip ganda dibedakan dalam: Menyirip ganda dengan sempurna, jika tidak ada
satu anak daun pun yang duduk pada ibu tangkai. Menyirip ganda tidak sempurna, jika
masih ada anak daun yang duduk langsung pada ibu tangkainya (Samsoeri, 1982).
Contoh
daun yang menyirip ganda: Daun majemuk menyirip genap ganda dua dengan
sempurna, seperti pada daun kembang merak (Caesalpinia
pulcherrima Sw.) dan daun lamtoro (Leucaena
glauca Benth.). Daun majemuk menyirip gasal ganda dua tidak sempurna,
seperti pada daun krinyu (Sambucus
javanica Bl.). Daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna,
seperti pad daun kelor (Moringa oleifera
Lamk.) (Sastroamidjojo, 2001).
Daun majemuk menjari (Palmatus atau Digitatus) adalah daun majemuk yang semua anak
daunnya tersusu memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari- jari
pada tangan. Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat
dibedakan: Beranak daun dua (bifoliolatus),
pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun. Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai
terdapat tiga anak daun. Beranak daun lima (quinquefoliolatus),
pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun. Beranak daun tujuh (Septemfoliolatus),
jika ada tujuh anak daun pada ujung ibu tangkainya (Sastroamidjojo, 2001).
Daun
majemuk bangun kaki (Pedatus),
susunannya seperti daun majemuk menjari tetapi dua anak daun yang paling
pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang di
sampingnya (Dalimartha, 2003).
Daun
majemuk campuran (Digitatopinnatus)
adalah suatu daun majemuk ganda yang mempunya cabang- cabang ibu tangkai
memencar seperti jari dan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapi pada
cabang- cabang ibu tangai ini terdapat anak- anak daun yang tersusun menyirip
dan dapat dikatakan daun majemuk campuran adalah campuran susunan yang menjari
dan menyirip (Wardoyo, 1997)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar Literatur
|
Gambar pengamatan
|
![]() |
|
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Rosidae
Ordo : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa sp
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Rosidae
Ordo : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa sp
(
Moertolo, 2004 )
Daun mawar memilki jumlah anak daun
yang ganjil, letak duduk anak daunnya menyirip. Pada daun mawar anak daun yang
terletak pada bagian ujung ibu tangkai daun mempunyai bentuk yang agak membesar
dan anak-anak daunnya memiliki tepi yang bergerigikarena jumlah anak daunnya
yang ganjil maka daun mawar dimasukkan ke dalam daun mejemuk menyirip gasal.
Mawar adalah
tanaman semak dari genus
Rosa
sekaligus nama bunga
yang dihasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies
kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar
umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang
tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi
tanaman mawar yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter.Sebagian
besar spesies mempunyai daun
yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap
tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun
dan daun penumpu (stipula)
berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada
ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan
tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya
beberapa spesies yang ada di Asia
Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun ( Moertolo, 2004 ).
Gambar literatur
|
Gambar pengamatan
|
![]() |
|
Kerajaan:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
Ordo:Fabales
Famili:Fabaceae
Upafamili:Mimosoideae
Genus:Mimosa
Spesies: M. Pudica
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
Ordo:Fabales
Famili:Fabaceae
Upafamili:Mimosoideae
Genus:Mimosa
Spesies: M. Pudica
Keunikan
dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan
segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan
tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang
tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh.Gerak ini
disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh,
gerakan tigmonasti daun putri malu tidak peduli darimana arah datangnya
sentuhan.Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali
setelah matahari terbit.Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi
diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin
memakannya. Warna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat,
dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan
ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat
lagi untuk memakannya (Tjiptrosupomo,2005).
Gambar litertur
|
Gambar pengamatan
|
![]() |
|
Kerajaan:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
Ordo:Apiales
Famili:Apiaceae
Genus:Apium
Spesies: A. Graveolens
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
Ordo:Apiales
Famili:Apiaceae
Genus:Apium
Spesies: A. Graveolens
Pengamatan yang
kami lakukan memperoleh hasil bahwa daun seledri merupakan daun majemuk
menyirip gasal sama seperti daun mawar, sedangkan bagian – bagian dari daun
seledri ini adalah ibu tangkai daun, tangkai anak daun, dan anak daun.
Seledri (Apium
graveolens) dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Tumbuhan seledri
dikatageorikan sebagai sayuran, perkebunan seledri di Indonesia terdapat di
Brastagi, Sumatera Utara dan di Jawa Barat tersebar di Pacet, Pangalengan dan
Cipanas yang berhawa sejuk. Tumbuhan berbonggol dan memiliki batang basah
bersusun ini, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan
diantaranya seledri yang umbinya dapat dimakan. Di Indonesia daun seledri
dimanfaatkan untuk pelengkap sayuran (mis. untuk sup). Bagi bangsa Romawi Kuno
tumbuhan seledri digunakan sebagai karangan bunga. Menurut ahli sejarah botani,
daun seledri telah dimanfaatkan sebagai sayuran sejak abad XZII atau tahun
1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun
1942. Pengembangbiakan tanaman seledri dapat digunakan 2 cara, yaitu melalui
bijinya atau pemindahan anak rumpunnya (Savitri, 2008).
|
|
![]() |
|
Kerajaan:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
Ordo:Malpighiales
Famili:Phyllanthaceae
Genus:Sauropus
Spesies: S. Androgynus
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
Ordo:Malpighiales
Famili:Phyllanthaceae
Genus:Sauropus
Spesies: S. Androgynus
Semak, tinggi dua
sampai tiga meter, tumbuh di dataran rendah hingga 1.300 di atas permukaan
laut. Daun kecil,
berwarna hijau gelap dengan panjang lima sampai enam cm. Bunganya berwarna
merah gelap atau kuning dengan bercak merah gelap dan berbunga sepanjang
tahun(anonymous,2012)
|
|
![]() |
|
Kingdom:Plantae
Divisio:Magnoliophyta
Classis:Magnoliopsida
Subclassis:Rosidae
Ordo:Sapindales
Familia:Rutaceae
Genus:Citrus
Species : Citrus maxima Merr
Divisio:Magnoliophyta
Classis:Magnoliopsida
Subclassis:Rosidae
Ordo:Sapindales
Familia:Rutaceae
Genus:Citrus
Species : Citrus maxima Merr
Pada daun jeruk
anak daunnya terletak satu tangkai pada ibu tangkai daun, dan memilki ibu
tulang daun yang sejajar antra anak daun yang besar dengan yang kecil. Namun
walaupun daun jeruk nampak sekilas seperti daun tunggal namun apa bila dilihat
dengan seksama maka akan terlihat tepi daun yang membelah dan membentuk daun
yang kecil dekat dengan pangkal daunnya. Karena hanya memiliki satu anak daun
saja maka dinamakan daun majemuk menyirip beranak satu.
Daunnya
merupakan daun majemuk menyirip beranak daun satu. Tangkai daun sebagian
melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk bulat telur sampai
lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi
beringgit, panjang 8 -15 cm, lebar 2 – 6 cm, kedua permukaan licin dengan
bintik bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas warnanya hijau tua agak
mengilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, jika diremas
baunya harum. Bunganya berbentuk bintang, berwarna putih kemerah-merahan atau
putih kekuningkuningan. Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut,
berbenjolbenjol, rasanya asam agak pahit. Jeruk purut sering digunakan dalam
masakan, pembuatan kue,atau dibuat manisan. Jeruk purut dapat diperbanyak
dengan cangkok dan biji (Fahn, 1991).
|
|
![]() |
|
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpinia
Spesies:Caesalpinia
pulcherrima
Hasil
dari pengamatan praktikum kelompok kami, daun merak merupakan daun majemuk
campuran, karena daun ini mempunyai cabang – cabang ibu tangkai memencar
seperti jari dan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapi pada cabang
– cabang ibu tangkai ini terdapat anak – anak daun yang tersusun menyirip.
Bagian – bagian dari daun merak ini adalah ibu tangkai daun, tangkai anak daun,
dan anak daun.
Kembang merak merupakan perdu tegak dengan
tinggi 2-4 meter dan memiliki cabang banyak dengan ranting yang terkadang
berduri tempel. Kayunya berwarna putih, padat dan liat. Daunnya berupa daun
majemuk menyirip genap, ganda dua dengan 4-12 pasang anak daun yang bentuknya
bulat telur sungsang, ujungnya bulat, pangkal menyempit, tepi rata, permukaan
tasnya berwarna hijau dan permukaan bawahnya berwarna kebiruan, panjang 1-3,5
cm sedangkan leber 0,5-15 cm(Moertolo,2004)
Tanaman
asli Asia dan Afrika ini biasa ditanam di taman atau di pekarangan rumah
sebagai tanaman hias, tetapi kadang ditemukan tumbuh liar, perdu tegak, tinggi
2-4 m, bercabang banyak dengan ranting kadang berduri temple. Batang berwarna
putih, padat, dan liat.Daun majemuk menyirip menyirip genap ganda dua, dengan
4-12 pasang anak daun yang berbentuk bulat telur sungsang, ujung bulat, pangkal
menyempit, tepi rata, permukaan atas berwarna hijau, permukaan bawah berwarna
hijau kebiruan, panjang 1-35 cm, dan lebar 0,5-1,5 cm. Daun menguncup pada
malam hari. Bunga majemuk tersusun dalam tandan dengan panjang 15-50 cm,
berwarna merah atau kuning. Buah polong, pipih, panjang 6-12 cm, lebar 1,5 cm,
berisi 1-8 buah biji yang dapat dimakan. Buah yang sudah tua berwarna merah
(Hidayat, 1995).
|
|
![]() |
|
Kingdom:Plantae
Divisio:Magnoliophyta
Classis:Magnoliopsida
Subclassis:Rosidae
Ordo:Fabales
Familia:Mimosaceae
Genus:Leucanea
Species : Leucanea glauca
Divisio:Magnoliophyta
Classis:Magnoliopsida
Subclassis:Rosidae
Ordo:Fabales
Familia:Mimosaceae
Genus:Leucanea
Species : Leucanea glauca
Lamtoro
merupakan jenis daun mejemuk menyirip genap ganda dua dengan sempurna,
dikatakan menyirip karena tata letak anak tangkai daunnya menyirip sedangkan
dikatakan ganda dua karena anak daunnya duduk pada cabang tingkat satu dari ibu
tangkai dan dikatakan genap karena anak daun duduknya berpasangan dengan anak
daun yang lain. Pada sepasang anak daun yang terdapat di ujung tangkai biasanya
posisinya menutup.
Daun-daun dan
ranting muda lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang
baik, khususnya bagi ruminansia. Daun-daun ini memiliki tingkat ketercernaan 60
hingga 70% pada ruminansia, tertinggi di antara jenis-jenis polong-polongan
dan hijauan pakan ternak tropis lainnya. Lamtoro yang ditanam cukup rapat dan
dikelola dengan baik dapat menghasilkan hijauan dalam jumlah yang tinggi. Namun
pertanaman campuran lamtoro (jarak tanam 5—8 m) dengan rumput yang ditanam
di antaranya, akan memberikan hasil paling ekonomis. Ternak sapi dan kambing
menghasilkan pertambahan bobot yang baik dengan komposisi hijauan pakan berupa
campuran rumput dan 20—30% lamtoro.[5]
Meskipun semua ternak menyukai lamtoro, akan tetapi kandungan yang tinggi dari mimosin dapat
menyebabkan kerontokan rambut pada ternak non-ruminansia. Mimosin, sejenis asam amino,
terkandung pada daun-daun dan biji lamtoro hingga sebesar 4% berat kering.[8]
Pada ruminansia, mimosin ini diuraikan di dalam lambungnya oleh sejenis bakteria, Synergistes
jonesii. Pemanasan dan pemberian garam besi-belerang pun
dapat mengurangi toksisitas mimosin. Di Jawa, pucuk
dan polong yang muda biasa dilalap mentah. Biji-bijinya yang tua disangrai
sebagai pengganti kopi, dengan bau harum yang lebih keras dari kopi.[1]
Biji-biji yang sudah cukup tua, tetapi belum menghitam, biasa digunakan sebagai
campuran pecal dan
botok. Daun-daun
lamtoro lekas mengalami dekomposisi (Moertolo, 2004).
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa daun (Folium)
merupakan suatu bagian tubuh tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Dilihat dari bagian – bagian daun, dan
bentuk dari percabangannya daun dibedakan menjadi dua yaitu daun majemuk dan
daun tunggal.
2.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonemous.http.struktur
daun tumbuhan.29/11/2008.
Fahn.A.1991.Anatomi Tumbuhan.yogyakarta:Universitas
Gajah Mada Press
Hidayat, Esteti, B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji.
Bandung: ITB Press
Kartasapoetra, Drs, G. 2004. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Kimball, John W. 1983. Biologi jilid 1 edisi ke
lima. Jakarta: Erlangga
Moertolo. 2004. Daun Dan Alat Tambahan. Malang:
UM Press
Muzayyinah. 2008. Terminologi Tumbuhan. Surakarta: PT. Lembaga
Pengembangan
Pendidikan
Savitri, Evika Sandi. 2008. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif
Islam. Malang: UIN Press
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: UGM Press
0 komentar:
Posting Komentar