RSS

Phylum Mollusca


Waktu dan Tempat :
            Praktikum Mollusca ini di lakukan pada hari Jum’at, pada jam 12.30 WIB di Laboratorium Biologi Dasar A di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Tujuan :
Tujuan dari praktikum taksonomi invertebrata phylum Mollusca ini adalah :
1. Untuk mengetahui morfologi phylum Mollusca
2. Untuk mengetahui anatomi phylum Mollusca
3. Untuk mengetahui fungsi morfologi phylum Mollusca
4. Untuk mengetahui fungsi anatomi phylum Mollusca
A. PENDAHULUAN
a.1 Morfologi dan Anatomi
            Karakteristik filum Mollusca adalah bertubuh lunak, non-metameris, pada dasarnya bersifat bilateral simetris dan terbungkus dalam rumah berkapur yang berasal dari sekretnya sendiri. Semua mollusca selalu mempunyai masa muskular, disebut kaki yang bentuk dan fungsinya bervariasi menurut kelasnya. Mollusca mempunyai sistem digesti, respirasi, ekskresi, dan reproduksi yang komplek. Beberapa jenis Mollusca mempunyai stadium larva trokofor serupa yang tedapat pada Annelida. Sistem sirkulasi terdiri dari jantung yang beruang-ruang. Sistem pembuluh darah tertutup, menyangkut sistem kapiler spesial dalam organ-organ ekskresi dan respirasi. Siatem sirkulasi pada Mollusca merupakan sistem yang paling majemuk dari sistem sirkulasi pada invertebrata lainnya. Pada beberapa Mollusca sistem saraf dan sistem peraba sangat sukar. Khusus tentang matanya, ternyata mata Mollusca serupa dengan mata vertebrata. Jadi Mollusca merupakan hewan non matemaris yang tingkat perkembangannya paling tinggi (Kimball, 1992).
            Pada Cephalopoda kepala nampak jelas mata besar di kelilingi dengan tentakel-tentakel, yaitu sebagai kaki yang bermodifikasi. Sebagian kaki juga menjadi corong yang terbuka pada ruang mantel, menjadi sistem organ yang kompleks. Ada kelenjar tinta. Kelamin terpisah, tidak ada stadium larva. Hewan-hewan muda menetas seperti miniatur hewan dewasa dan langsung berenang. Contoh Loligo sp. (gurita), Argonauta sp. (cumi-cumi) (Jordan, 1983).
Tubuh bersimetri bilateral, tidak bersegmen, kecuali pada Monoplacophora. Memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum di gunakan untuk bergerak. Dinding tubuh sebelah dorsal meluas menjadi satu atau sepasang lipatan yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresi cangkang dan melingkupi rongga mulut  yang di dalamnya berisi insang. Lubang anus ekskretori umumnya membuka ke dalam rongga mantel. Saluran pencernaan berkembang dengan baik. Sebuah rongga bukal yang umumnya mengandung radula berbentuk seperti proboscis. Esophagus merupakan perkembangan dari stomodeum yang umumnya merupakan daerah khusus untuk menyimpan makanan dan fragmentasi. Pada daerah pertengahan saluran pencernaan terdapat ventrikulus (lambung) dan sepasang kelenjar pencernaan yaitu hati. Sedangkan daerah posterior saluran pencernaan terdiri atas usus panjang yang berakhir dengan anus. Memiliki sistem peredaran darah dan jantung. Organ ekskresi berupa ginjal yang berjumlah sepasang atau terkadang hanya berjumlah satu buah. Ginjal berhubungan dengan rongga perikardium, tempat jantung berada. Memiliki ganglion saraf yang biaanya berhubungan dengan cincin saraf atau tali saraf. Ovum berukuran kecil dan mengandung sedikit kuning telur (Johson, 1965).
Tidak semua hewan Mollusca memiliki cangkok. Anggota kelas aplacophora tidak memiliki cangkok, sedangkan kelas cephalopoda (oktopus dan cumi-cumi) juga tidak memiliki cangkok atau jika ada mereduksi. Pada mollusca lainnya cangkok terlihat nyata dan berfungsi penting yaitu menyokong tubuh mollusca yang lunak dan menjaga dari serangan predator. Cangkok di buat oleh mantel dan di bedakan menjadi tiga lapisan dari dalam menuju ke permukaan luar yaitu lapisan necreous, lapisan prismatik dan lapisan periostracum. Mantel membentuk lapisan nacre dengan cara mensekresi terus-menerus larutan kalsium karbonat yang selanjutnya membentuk lapisan tipis mineral aragonit. Oleh karena proses tersebut terjadi terus-menerus sepanjang hidupnya, mengakibatkan lapisan nacre menebal sesuai usia hewan Mollusca (Ibrahim, 2003).
Cephalopoda memiliki arti bahwa kaki bergabung dengan kepala dalam bentuk tangan, tentakel dan atau sifon. Untuk melakukan lokomosi dilakukan dengan cara menyemprotkan air melalui sifon, sedangkan tentakel dan tangan  digunakan untuk mencari makan. Cephalopoda memiliki ukuran tubuh terbesar di bandingkan hewan avertebrata lainnya pada umumnya memilki panjang 6 sampai 70 cm termasuk tangan dan tentakel, namun pada beberapa spesies memilki ukuran tubuh besar (Hegner, 1968).
Tubuh cephalopoda terdiri atas kepala yang terletak di bagian ventral antara tangan danm collar serta memiliki dua mata yang besar. Leher pendek dan badan berbentuk tabung dengan sirippada setiap sisinya. Pada kepala terdapat mulut yang dikelilingi oleh empat pasang tangan dan sepasang tentakel. Pada permukaan dalam tangan dan tentakel terdapat batil isap. Di posterior kepala terdapat sifon, sedangkan di daerah anterior badan terdapat endoskeleton. Sistem skeletal terdiri atas endoskeleton yang berbentuk pendan beberapa tulang rawan. Beberapa dari tulang rawan tersebut membentuk. Hewan  artikulasi untuk sifon dan mantel, sedangkan yang lain melindungi ganglia dan menyokong mata. Endeskleton yang berbentuk pen tersebut homolog dengan cangkang pada mollusca lain. Pada loligo endeskleton tersebut tipis dan terbuat dari bahan kitin. Hewan cumi-cumi bersifat diosius. Pada saat kopulasi spermatofor dari hewan jantan akan di masukkan ke dalam rongga mantel hewan betina dengan pertolongan hektokotilus yang berbentuk seperti sisir. Hewan ini tidak memiliki stadium larva, embrio setelah menetas berkembang menjadi cumi-cumi kecil yang dapat berenang bebas (Campbell, 2003).
Organ pencernaan dimulai dari mulut yang mengandung radula-radula dan dua rahang yang terbuat dari zat khitin dan berbentuk seperti paruh burung betet.gerak ke dua rahang tersebut di karenakan kontraksi otot. Terdapat dua kelenjar ludah yang terletak di masa bukal. Kelenjar ludah ke tiga terletak dekat ujung anterior hati dan mensekresikan racun yang akan bermuara ke daerah rahang. Esofagus merupakan penghubung dari maa bukal menuju ke lambung. Kelenjar pencernaan terdiri atas dua bagian yaitu hati yang terdapat di anterior dan pankreas terletak di posterior. Lambung bersifat muskular dan berfungsi mencampur makanan dan berfungsi mencampur makanan dan hasil sekresi dari kelenjar pencernaan. Zat-zat makanan akan menuju ke dalam usus atau ke dalam sekum. Sekum merupakan kantung berdinding tipis berfungsi juga berfungsi mengabsorbsi zat-zat makanan. Organ pencernaan berikutnya adalah rektum dan anus yang bermuara dalam rongga mantel (Burnes, 1987).
Panjang tubuh cumi-cumi bermacam-macam mulai dari 5,1 cm sampai 15 m. Matanya besar seperti mata manusia. Cumi-cumi menyambar mangsanya dengan mangkuk penghisap lalu merobeknya dengan rahang yang kuat, yang mirip paruh binatang. Makanannya adalah ikan dan binatang laut lain. Cumi-cumi bergerak dengan menyemprotkan air melalui tubuhnya dalam bentuk tenaga penggerak pancaran. Biasanya cumi-cumi bergerak mundur, tetapi dapat juga bergerak ke depan. Bila terancam bahaya, cumi-cumi dapat menyemprotkan awan cairan seperti tinta untuk menyembunyikan diri dari musuh-musuhnya.banyak cumi-cumi yanng merubah warna tubuhnya dari cokelat menjadi merah,m kuning atau ungu. Cumk-cumi kecil tidak mengganggu, tetapi untuk jenis yang besar bisa sangat ber bahaya (Boolotian, 1979).
Tubuh cephalopoda memanjang menurut sumbu dorsoventral, berbeda dengan sumbu molluska pada umumnya yang memanjang menurut sumbu antero-posterior. Cephalopoda tidak mempunyai bentuk kaki yang lebar dan datar seperti halnya moluska lain, bagian anterior kaki embrio cephalopoda tumbuh menjadi serangkain tangan atau tentakel yang mengelilingi mulut, dan bagian posteriornya membentuk corong berotot pada bagian rongga mantel (Suwignyo, 2005).
a.2 Klasifikasi
Klasifikasi cumi-cumi adalah sebagai berikut :
Phylum            Moluska
            Kelas                Cephalopoda
                        Ordo                Teuhoidea
                                    Famili              Loginidae
                                                Genus              Loligo
                                                            Species             Logilo Pealii
                                                                        (Sarwojo, 2005).
a.3 Habitat
            Cumi-cumi adalah mollusca yang hidup di laut. Tubuhnya berbentuk pipa, kepalanya berkembang sempurna. Cumi-cumi terdapat di seluruh dunia. Ada yang hidup dekat permukaan air, ada juga yang hidup di tempat yang dalam sekali (Soemardji, 1994).
a.4 Prinsip-Prinsip
Zoologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hewan. Keberadan hewan-hewan di muka bumi sangat beragam. Keberagaman inilah yang hendaknya di pelajari sebagai obyek yang di harapkan dapat diambil fungsi dan manfaatnya bagi kelangsungan hidup manusia. Setiap organisme memiliki kemiripan struktur yang dapat di pakai sebagai kriteria untuk menentukan kekerabatan.
        Mayoritas individu atau kelompok menganggap cumi-cumi sebagai hewan yang hanya bisa dikonsumsi, tanpa mengetahui bagian-bagian dari cumi-cumi. Tetapi, kalau ditinjau dari segi morfologi dan anatomi  yang kita lihat dari pegamatan tanpa mikroskop cumi-cumi ini mempunyai struktur tubuh yang unik, cumi-cumi ini mempunyai bentuk yang indah berbeda dengan tampak luarnya. Banyak sekali keragaman pada anggota Mollusca yang tidak dikenali oleh manusia, termasuk pada cumi-cumi, sehingga banyak manusia yang tidak mengerti dibalik hewan-hewan yang mereka konsumsi terdapat suatu susunan tubuh yang indah dan berbagai macam fungsinya. Pada laut dapat ditemui hewan dan tumbuhan perairan, substrat dasar sungai, dan bahan organik yang saling berinteraksi. jika salah satu faktor berubah maka akan mempengaruhi faktor yang lain. Salah satu jenis hewan yang dapat ditemui di perairan adalah cumi-cumi. Manfaat cumi-cumi sangat beraneka ragam, selain lezat, cumi-cumi kaya gizi. Ada protein, mineral, dan macam-macam vitamin. Tinta cair yang dimilikinya, berguna untuk memerangi tumor.  Cumi-cumi merupakan salah satu hewan laut dari keluarga Loliginidae, kelas Cephalopoda. Dalam bahasa Latin, cumi-cumi dikenal dengan sebutan Loligo sp, sedangkan dalam bahasa Inggris squid. Oleh karena itu dalam pengamatan kali ini praktikan akan mengamati serta membahas tentang Mollusca.

B Alat dan Bahan
b.1 Alat
            Praktikum tentang phylum Mollusca ini menggunakan alat dan bahan yang menunjang kelancaran pelaksanaan praktikum. Masing-masing alat dan bahan memiliki fungsi yang berbeda-beda dan saling mendukung. Adapun alat yang digunakan adalah silet yang digunakan untuk membedah cumi-cumi, papan lilin sebagai tempat cumi-cumi.
b.2 Bahan
            adapun bahan yang praktikan gunakan adalah cumi-cumi (cephaloppoda). Hewan ini mudah di temukan di daerah perairan ataupun laut. Cumi-cumi ini terdiri dari jenis jantan dan betina.
C. Metode Praktikum
  1. Disiapkan papan lilin dan silet yang tajam
  2. Diambil cumi-cumi yang berukuran sedang
  3. Dibilas cumi-cumi di bawah air yang mengalir
  4. Diletakkan cumi-cumi di atas papan lilin
  5. Diamati morfologi
  6. Dihitung lengan-lengan yang dimiliki cumi-cumi
  7. Dicatat bagian-bagian morfologi yang lainnya serta pahami fungsinya
  8. Dibelah tubuh cumi-cumi dengan menggunakan silet
  9. Diamati bagian anatominya
  10. Digambar dan diberi keterangan masing-masing bagian anatomi dan morfologi cumi-cumi














D. Hasil dan Pembahasan
d.1 Hasil Pengamatan Secara Morfologi
Hasil Pengamatan
Berdasarkan Literatur


                      (Anonymous, 2009)

Keterangan      :
1. Selaput
2. Tulang
3. Tentakel
4. Mata
5. Lengan
6. Mulut
7. Sirip
8. Sifon


d.2 Hasil Pengamatan Secara Anatomi
Hail Pengamatan
Berdasarkan Literatur

http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/cephalopoda.jpg
                            (Anonymous, 2009)

Keteranngan    :
1. Selaput tipis (Mantel)
2. Lambung
3. Insang
4. Usus
5. Anus
6. Bintil isap


d.3 Pembahasan
d.3.1 Pembahasan Secara Morfologi
            Berdasarkan pengamatan yang praktikan lakukan pada cumi-cumi (Loligo Sp), praktikan menemukan bagian-bagian luar morfologi dari cumi-cumi ini yang antara lain yaitu, pertama bagian kepala yang meliputi sepaang mata, tentakel, batil penghisap. Bagian-bagian tersebut memiliki letak dan fungsi yang berbeda-beda. Adapun letak dari bagian-bagian tersebut adalah, sepasang mata yang terletak pada bagian anterior, lengan terletak di atas kepala, tentakel yang terletak di atas kepala, bintil isap terletak di antara lengan dan tentakel. Lengan dan tentakel bentuknya hampir serupa, akan tetapi tentakel ini bentuknya lebih panjang dan jumlahnya ada dua, sedangkan lengan bentuknya lebih pendek daripada tentakeL dan berjumlah delapan. Adapun fungsi-fungsi dari bagian-bagian tersebut adalah, sepasang mata berguna untuk melihat, fungsi antara lengan dan tentakel saling mendukung karena lengan berfungsi untuk menangkap mangsa sedangkan tentakel untuk mengikat mangsa.
            Hasil pengamatan berikutnya adalah mengenai dorsal, ventral, anterior, dan posterior yang mempunyai letak dan fungsi yang berbeda. Dorsal, terletak pada bagian atas, ventral terletak pada bagian bawah, anterior terletak pada tengah bagian atas, dan posterios terletak di tengah bagian bawah. Pada bagian posterior terdapat sifon. Sifon ini berada pada pusat tengah lengan dan berbentuk bulat serta ketras. Sifon berfungsi untuk proses pengeluaran dari hasil respirasi.
            Menurut Kastawi (2005) menyatakan bahwa tubuh tediri atas kepala yang terletak di bagaian ventral antara tangan dan collar serta memiliki dua mata yang besar. Leher pendek dan badan berbentuk tabung pada setiap sisinya. Pada kepala terdapat mulut yang di kelilingi oleh empat pasng tangan dan sepasang tentakel. Pada permukaan dalam tangan dan tentakel terdapat batil isap. Di posterior kepala terdapat sifon, sedangkan di daerah anterior badan terdapat endoskeleton. Sistem skeletal terdiri atas endoskeleton yang berbentuk pen dan beberapa tulang rawan. Beberap;a dari tulang rawan tersebut membentuk artikulasi membentuk sifon dan mantel, sedangkan yang lain melindungi ganglia dan menyokong mata. Endoskeleton yang berbentuk pen tersebut homolog dengan cangkan pada moluska lain. Pada loligo endoskeleton tersebut tipis dan terbuat dari bahan kitin.   

d.3.2 Pembahaan Secara Anatomi
            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan praktikan tentang anatomi cumi-cumi (Loligo Sp), praktikan mendapatkan hasil bahwa Loligo Sp memiliki sistem peredaran darah berupa jantung insang yang terletak pada bagian basal tiap-tiap insang, diantara kedua jantung insang juga terdapat jantung sistematik. Memiliki sistem pernafasan berupa insang, yang terletak pada bagian tengah masa viseral. Cumi-cumi memiliki sistem pencernaan berupa mulut, pharink, esofagus, lambung, usus halus, dan anus. Mulut terletak pada bagian anterior, esofagus, lambung, dan usus halus terletak pada bagian ventral, sedangkan anus terletak pada bagian posterior.
            Menurut Kimball (1992), bahwa Mollusca mempunyai sistem digesti, respirasi, ekskresi, dan reproduksi yang komplek. Beberapa jenis Mollusca mempunyai stadium larva trokofor serupa yang tedapat pada Annelida. Sistem sirkulasi terdiri dari jantung yang                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     eruang-ruang. Sistem pembuluh darah tertutup, menyangkut sistem kapiler spesial dalam organ-organ ekskresi dan respirasi. Siatem sirkulasi pada Mollusca meripakan sistem yang paling majemuk dari sitem sirkulai pada invertebrata lainnya. Organ respirasi terdiri atas sepasang insang berbentuk blu yang terdapat pada rongga mantel. Organ pencernaan dimulai dari dari mulut yang mengandung radula. Esophagus merupakan penghubung dari masa bukal menuju ke lambung. Lambung bersifat muscular dan berfungsi mencampur makanan dan hasil sekresi dari kelenjar pencernaan. Zat-zat makanan akan menuju ke dalam usus dank e dalam sekum, kemudian menuju rectum, dan terakhir menuju anus.
            Praktikan juga menemukan bagian tubuh yang lain dari anatomi Mollusca yang berupa ginjal. Ginjal pada Mollusca merupakan suatu sistem ekskresi yang  terletak di bagian dorsal tengah di sebelah rektum. Sistem reproduksi dari Mollusca terdiri dari ovarium, oviduk, nidomental glod, testis, saluran sperma, serta penis. Ovarium terletak pada bagian dorsal, oviduk terletak pada bagian sebelah kiri dari rektum, testis terletak pada bagian dorsal, dan penis terletak pada bagian sebelah kanan rektum. Terdapat tulang tipis dan berwarna putih bening yang terltak pada bagian punggung dari cumi-cumi. Hewan ini bergerak dengan menggunakan   lengan pada bagian atas kepalanya.
            Menurut Kastawi (2005), bahwa cumi-cumi memilki dua ginjal atau nefridia yang berbentuk segitiga berwarna putih yang berfungsi menapis cairan dari ruang perikardium dan membuangnya ke dalam rongga mantel melalui lubang yang terletak di sisi usus. Tidak semua hewan Mollusca memilii cangkong pada tubuhnya, pada kelas Cepallopoda (octopus dan cumi-cumi) tidak memiliki cangkok, atau jika ada mereduksi. Pada cumi-cumi kaki mengalami  modifikasa dalam bentuk corong untuk bergerak dengan kekuatan seperti mesin jet. Sebagian besar Mollusca berkelamin satu, namun ada jua yang bersifat hermafrodit. Pada hewan cumi-cumi ini, mempunyai sifat diosius, pada saat kopulasi sprmatofor dari hewan jantan akan dimasukkan ke dalam rongga mantel hewan betina dengan pertolongan hektokotilus yang berbentuk sisir.



















            DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009. http// www. Image mollusca. Com. Diakses pada 25 November 2009.     Pukul 15.00 WIB
Boolotian, Richard. 1979. Zoology. New York : macmillan Publishing Co. Inc.
Burnes, R. D. 1987. Invertebrate Zoology. New York: Souders College Publishing.
Campbell. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Hegner, R. W. dan Engeman, J. G. 1968. Invertebrate Zoology. 2 nd. New York : Macmillan
       Publishing Co. Inc.
Ibrahim. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang : UM press.
Jordan, E. L. dan Verma, P. S. 1983. Invertebrate Zoology. New Delhi’s. Chand and  
          Company, Ltd.
Johnson, 1965. Flora dan Fauna. Jakarta: Erlangga
Kastawi,  Yusuf. dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang : Penerbit Universitas Negeri        
        Malang Press.
Kimball, Jhon. 1992. Bilogi jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Soemadji, 1994. Materi Pokok zoologi. Jakarta : Universitas Terbuka.


JAWABAN PERTANYAAN

1.  1. Kelas Monoplacophoda (Neopilina)
Contoh:  Neoplina galathea, hidup di dasar lautan yang dalam, jenis ini memperlihatkan metameri dari molusca, di temukan pada tahun 1952. Cirinya adalah tubuh bentuk oval, di lindungi oleh sebuah cangkang yang bersifat bilateral simetris, ukuran 40 mm. Puncak cangkang melengkung ke depan.
2. Kelas Amphineura
Contoh: Chiton sp. Habitat Chiton sp ini adalah di laut, di daerah pantai sampai kedalaman sedang, dan memakan rumput laut dan mikro organisme dari batu karang. Struktur dan ciri-ciri karakteristik:
-   Bentuk tubuh elips, bagian dorsal dilindungi 8 lembar kapur yang pipih dan tersusun seperti genting, di kelilingi oleh girdle (gelang) yang tebal
-  Kaki berotot, diantara kaki dan mantel di permukaan ventral ada alur yang dangkal di sebut alur pallial dan pada alur itu terdapat 6-80 pasang insang yang panjang.
-   Bagian mereduksi tidak punya mata dan tentakel. Dalam mulut punya alat untuk memarut disebut radula dengan deretan gigi yang banyak.
-  Jantung terletak disporior, terdiri dua atrium dan satu ventrikel.
-  Ekskresi: nephridia
-  Beberapa chiton punya titik yang kecil/mata di dalam epidermis pada lembaran
-  Jenis kelamin terpisah, telurnya banyak, fertilisasi eksternal.
3. Kelas Scaphopoda
Contoh: Dentalium entale. Habitat di laut, perairan dangkal sampai kedalaman 500 m. Hidup dengan membenamkan diri di lumpur dan pasir.. Memakan mikroplankton dan  hewan kecil.Cirinya adalah memiliki eksokeleton dan pallium yang menyerupai tabung.
 Kelas Scaphopoda juga dikenal dengan nama siput gading atau siput gigi. Anggota kelas ini juga dijumpai di laut. Ciri khasnya adalah memiliki cangkang yang berbentuk pipa atau silinder (tabung) memanjang atau kerucut dan terbuka di kedua ujungnya. Individu dewasa hidup terbenam di dalam pasir, bercangkok seperti kerucut atau tanduk. Kedua ujung cangkok berlubang. Kaki terdapat di daerah mulut. Tubuhnya duselubungi mantel., contohnya Dentalium elephantium dan Dentalium vulgare.
4. Kelas Gastropoda
Contoh: Achatina fulicaca, Helix pomatia, Lymnea stagnalis. Habitat di laut, di darat, di tanah-tanah lembab, padang pasir yang kering, biasanya mebuat celah-celah atau lubang. Makanannya adalah tanaman hijau yang di basahi dengan ludahnya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel. tubuh simetris dan biasanya eksoskeleton berputar seperti spiral.
5. Kelas Palecypoda (Bivalvia)
Contoh: Anodonta grandis, Mytillus edulis, Venus mercenaria. Habitat di laut dan air tawar, ada yang merayap, di dalam lubang pasir atu lumpur, ada yang melekat di batu karang. Memakan phytoplankton dan zooplankton. Cirinya adalah biasanya tubuh simetris bilateral, eksoskeleton terdiri dari dua valvae, kepala rudi menter, tanpa tentakel. Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur. Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan. Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat. Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga Bivalvia. Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot. Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas. Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara. Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas. Pelecypoda tidak memiliki kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus.
2. Gastropoda bisa beradaptai dengan lingkungan kering karena memiliki paru-paru yang     merupakan insang yang mengalamim kemunduran dan memodifikasi rongga mantel.
3.  Spermatozoa di bawa keluar tubuh hewan jantan melalui sifon dorsal, dan masuk ke tubuh hewan betina, melalui sifon ventral. Telur yang matang keluar dari ovari, masuk ke rongga suprabankhial. Spermatozoa yang masuk ke insang hewan betina akan membuahinya. Zigot melekat dalam pembuluh air dari insang dan di sebut sebagai kamar eram (marsupia). Setiap zigot mengalami pembelahan tidak sama dan menjadi larva glokidium dengan 2 cangkang yang mengandung otot aduktor dan sebuah benang panjang yang disebut bisus. Larva akan keluar melalui sifon dorsal, dan turun ke dasar air, kemudian melekat pada bagian luar tubuh ikan. Larva yang tidak memiliki kait akan menempel pada filamen insang dan membentuk kapsul, hidup sebagai parasit, menyerap makanan dari hospes, kemudian kista lepas dari hospes dan hidup bebas.
4. Meski disebut sebagai ikan, cumi-cumi termasuk hewan tak bertulang belakang yang tidak memiliki tulang dalam tubuhnya. Namun, mereka mempunyai kemampuan gerak luar biasa berkat adanya sistem yang sangat unik pada tubuhnya. Tubuh lunak cumi-cumi tertutupi oleh lapisan jaket tebal. Di bawah lapisan ini, air disedot dan disemburkan keluar oleh otot-otot kuat, sehingga menjadikannya mampu bergerak mundur. Mekanisme pada cumi-cumi sangatlah rumit. Pada kedua sisi kepalanya terdapat lubang mirip kantong. Air disedot melalui lubang ini dan masuk ke dalam rongga berbentuk tabung atau silinder dalam tubuhnya. Lalu ia menyemburkankan air ini keluar dengan tekanan tinggi melalui sebuah pipa kecil yang terletak persis di bawah kepalanya, sehingga ia dapat bergerak cepat dalam arah berlawanan akibat gaya reaktif, yakni gaya dorong yang berlawanan arah dengan arah semburan air.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar