Waktu dan Tempat :
Pengamatan tentang filum Molluska,
kelas Gastropoda ini dilaksanakan pada hari jum’at, pukul 12.30
WIB di laboratorium Biologi dasar lantai satu Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Tujuan :
Adapun tujuan dari praktikum filum
Moluska, kelas Gastropoda ini antara lain yaitu :
a.
Untuk
mengetahui morfologi dari Achatina fulica
dan struktur serta fungsinya
b.
Untuk
mengetahui Anatomi dari Achatina fulica
dan struktur serta fungsinya
c.
Untuk
mengetahui letak dari bagian-bagian morfologi Achatina fulica
d.
Untuk
mengetahui letak dari bagian-bagian anatomi Achatina
fulica
A. PENDAHULUAN
a.1 Morfologi dan Anatomi
Siput darat atau
Achatina tercakup di dalam sub clasis pulmonata dari claiss gastropoda yang
merupakan kelompok mollusca yang sangat besar. Siput darat berbeda dengan
gastropoda slainnya, pertama, dalam hal pernapasan, ia sudah tidak memiliki
Ctenidia, yaitu semacam insang dan fungsinya telah diganti oleh bagian pillium
yang tipis dan kaya dengan pembuluh pembuluh kapiler-kapiler darah, kedua
mengenai system nervosium, ganglia yang utama terkkumpul membentuk bangunan
serupa cincin mengelilingi esgophagus, tanpa jaringan pengikat di dalamnya
(Radiopoetro, 1996).
Bentuk cangkang siput
pada umumnya seperti kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde. Puncak
kerucut merupakan bagian yang tertua, disebut apex. Sumbu kerucut disebut
columella. Gelung terbesar disebut body whorl dan gelung kecil-kecil di atasnya
disebut spire. Di antara bibir dalam dan gelung terbesar terdapat umbilicus,
yaitu ujung culumella yang berupa celah sempit sampai lebar dan dalam. Apabila
umbilicus tertutup, maka cangkang disebut imperforate (Suwignyo, 2005).
Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki)
adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.
Misalnya, siput air (Lymnaea sp.),
remis (Corbicula javanica), dan
bekicot (Achatia fulica). Hewan ini
memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya.
Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya (Asikin, 1982).
Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan
sepasang tentakel pendek. Pada ujung
tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan
terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan
pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat
bernapas menggunakan rongga mantel. tubuh simetris dan biasanya eksoskeleton
berputar seperti spiral (Barnes, 1979).
Peredaran darah gastropoda terbuka, jantung terdiri atas satu
serambi dan satu bilik. Darah berfungsi untuk mengangkut O2 keseluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa
pembakaran. Darah berwarna biru dan mengandung zat hemosianin. Alat ekskresi
berupa nefridia (ginjal) dan saluran ureternya terletak di dekat anus. Pusat
sarafnya mempunyai sepasang ganglion dan empat tonjolan ganglion. Gatropoda ada
yang bersifat hermafrodit dengan alat reproduksinya berupa adalah ovotestis
yang dapat menghasilkan sperma dan ovum. Alat pencernaannya terdiri atas mulut
dengan lidah perut (radula), gigi rahang, kerongkongan, kelenjar ludah,
tembolok, lambunng, kelenjar pencernaan, usus dan anus. Cangkoknya
berbentuk kerucut terpilin dengan arah
ke kanan atau ke kiri.alat gerak hewan ini adalah otot perut yang berkontraksi
secara bergelombang dari depan ke belakang sambil menghasilkan lendir (Hekner,
1968).
Gastropoda rumahnya umumnya berbentuk spesial. Kaki untuk
merayap, bentuk kepala jelas, dengan tentakel dan mata. Dalam ruang bukal
(pipi) terdapat radula (pita bergigi). Pernapasan dengan insang, paru-paru,
atau keduanya. Kelamin terpisah atau hermaprodit, ovipar atau ovovivipar. Tubuh
terbagi atas kepala, leher, kaki, dan alat-alat dalam (visceral). Pada kepala terdapat sepasang tentakel pendek sebagai
alat pembau, dan sepasang tentakel panjang sebagai alat penglihat. Di bawah
kepala terdapat kelenjar mukosa yang menghasilkan lendir untuk membasahi kaki
sehingga mudah bergerak. Kakinya lebar pipih dan selalu basah berguna untuk
berpindah secara merayap. Kaki sebenarnya merupakan perut yang tersusun oleh
otot yang sangat kuat dan dapat bergerak bergelombang. Gatropoda ada yang
memiliki cangkang tunggal, ganda, atau tanpa cangkang. Bentuk cangkangnya bervariasi
ada yang bulat, bulat panjang, bulat kasar,
atau bulat spiral. Cangkang umumnya spiral asimetri. Fungsi cangkang
untuk melindungi kepala, kaki dan alat dalam. Pada keadaan bahwa, cangkang di
tutup oleh epifragma. Di bagian dalam cangkang terdapat mantel yang membungkus
seluruh tubuh gastropoda. Mantel ini tebal, kecuali pada bagian dekat kaki
biasanya tipis. Mantel berfdungsi menghasilkan ekskresi untuk membentuk
cangkang baru (Jasin, 1992).
Sebagian besar gastropoda memiliki ciri-ciri molluska yaitu
adanya cangkang, mantel, kaki, organ viseral, radula dan biasanya memiliki
sebuah atau beberapa insang. Namun pada spesies yang hidup di air tawar atau
atau di habitat terrestrial insang mengalami kemunduran dan memodifikasi rongga
mantel, menjadi paru-paru(Ibrahim, 2003).
Berdasarkan Parameter Uji didapatkan Pertambahan Rerata Relatif
Berat (%) yang terbaik pada perlakuan A (bekicot 600 gr), Pertumbuhan Rerata
Relatif Panjang (%) yang terbaik pada perlakuan A (bekicot 600 gr), Faktor
Kondisi yang terbaik pada perlakuan C (bekicot 400 gr), Konversi Pakan yang
terbaik pada perlakuan A (bekicot 600 gr) dan Sintasan 100%. Menunjukkan antar
perlakuan berbeda sangat nyata dan terima H1, yaitu komposisi bekicot (Achatina
spp) yang berbeda dalam formulasi pakan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
ikan nila gift (Oreochromis niloticus) (Wahyudi, 2007).
Bekicot mengeluarkan lendir dari mulutnya,
sebagai senjata untuk mempertahankan diri bila ada gangguan dan memudahkan
pergerakan. Lendir yang merupakan glikoprotein tersebut dapat dihilangkan
dengan memanaskan daging bekicot, meredamnya dalam larutan asam encer atau
ditaburi garam dapur (Koswara, 2006). Morfologi Gastropoda terwujud dalam morfologi
cangkangnya. Sebagian besar cangkangnya terbuat dari bahan kalsium karbonat yang di bagian luarnya
dilapisi periostrakum dan zat tanduk. Cangkang Gastropoda yang berputar ke
arah belakang searah dengan jarum jam disebut dekstral, sebaliknya bila cangkangnya
berputar berlawanan arah dengan jarum jam disebut sinistral. Siput-siput Gastropoda
yang hidup di laut umumnya berbentuk dekstral dan sedikit sekali ditemukan
dalam bentuk sinistral. Pertumbuhan cangkang yang melilin spiral disebabkan karena
pengendapan bahan cangkang di sebelah luar berlangsung lebih cepat dari
yang sebelah dalam (Sutikno, 1995).
Gastropoda mempunyai badan yang tidak simetri dengan
mantelnya terletak di bagian depan, cangkangnya berikut isi perutnya terguling
spiral kearah belakang. Letak
mantel di bagian belakang inilah yang mengakibatkan gerakan torsi atau perputaran pada pertumbuhan
siput Gastropoda. Proses torsi ini dimulai
sejak dari perkembangan larvanya. Pada umumnyagerakannya berputar dengan arah berlawanan jarum jam dengan sudut 180° sampai kepala dan kaki kembali ke posisi semula
(Dharma, 1988).
Struktur umum morfologi Gastropoda terdiri atas: suture, posterior canal, aperture, gigi columella, bibir
luar, columella, siphonal, umbillicus.

Struktur Umum Morfologi Gastropoda
(Dharma, 1988).
Struktur anatomi Gastropoda dapat dilihat pada
susunan tubuh gastropoda yang terdiri atas kepala, badan, dan alat gerak. Pada kepala terdapat sepasang alat peraba yang dapat
dipanjang pendekkan.
Pada alat peraba ini terdapat titik mata untuk membedakan terang dan gelap. Pada mulut
terdapat lidah parut dan gigi rahang.
Di dalam badannya terdapat
alat-alat penting untuk hidupnya diantaranya ialah alat pencernaan, alat pernafasan serta alat genitalis
untuk pembiakannya. Saluran pencernaan terdiri atas mulut.
Pharynx yang berotot, kerongkongan, lambung, usus, anus. Alat geraknya dapat mengeluarkan lendir, untuk
memudahkan pergerakannya
(Nontji, 1997).
Tubuh siput Gastropoda terdiri dari empat bagian
utama, yaitu kepala, kaki, isi perut dan mantle. Mantle siput gastropoda
terletak di sebelah depan pada bagian dalam cangkangnya. Makanannya yang banyak
mengandung calsium carbonat dan pigment masuk ke dalam plasma darah dan diedarkan ke seluruh tubuh,
kemudian calsium carbonat serta pigmen tersebut diserap oleh mantle, dan kemudian
mantle ini mengeluarkan sel-sel yang dapat membentuk struktur cangkang serta corak warna pada
cangkang. Tergantung dari pada faktor keturunan, struktur cangkang dapat dibuat
tonjolan-tonjolan ataupun duri-duri. Jadi mantel tersebut merupakan arsitek
dalam pembentukan struktur
serta corak warna dari cangkang. Lapisan struktur cangkang dinamakan
lapisan prismatic (Dharma, 1988).
Celah-celah kecil dalam mantel dari beberapa jenis
siput menghasilkan benda lainnya yang diletakkan di bagian luar cangkang yang
disebut periostracum. Siput-siput yang permukaan luar cangkangnya mengkilap seperti Cypraea dan Oliva ini dikarenakan mantlenya keluar ke atas permukaan cangkang dan menyelimutinya dari dua
arah yaitu dari sisi kiri dan kanan. Pada
umumnya cangkang siput yang hidup di laut lebih tebal dibandingkan
dengan siput darat, hal ini dikarenakan banyak sekali kapur yang dihasilkan oleh binatang bunga karang yang
hidup di laut. Munculnya warna pada
cangkang juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Pada perairan yang dangkal biasanya cangkang berwarna sangat
terang, sedangkan pada perairan yang
dalam cangkangnya biasanya lebih gelap (Romimohtarto, 2001 ).
a.2
Klasifikasi
Klasifikasi
bekicot adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
filum : Molluska
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Family : Achanidae
Genus : Achatina
Species : Achatina fulica
(Kastawi, 2003).
Kingdom : Animalia
filum : Molluska
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Family : Achanidae
Genus : Achatina
Species : Achatina fulica
(Kastawi, 2003).
a.3 Habitat
Kelas Gastropoda hidup di air tawar dan di daratan. Sebagian
kecil hidup parasit terhadap binatang lain. Jika di daratan achatina bernafas dengan paru-paru,
sedangkan jika di air achatina sp bernafas
dengan insang. Kelas filum mollusca yang terbesar adalah Gastropoda
yang memiliki lebih dari 40.000 species yang hidup, sebagian besar gastropoda
adalah hewan laut, tetapi banyak juga sepesies air tawar. Bekicot dan Slug
telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Gastropoda hidup dalam ruang bungkal
yang terdapat radula. Gastropoda juga hidup di air tawar dan darat
(Brotowijoyo, 1996).
Habitat di laut, di darat, di tanah-tanah lembab, padang
pasir yang kering, biasanya mebuat celah-celah atau lubang. Makanannya adalah
tanaman hijau yang di basahi dengan ludahnya. Gastropoda yang berhabitat di
Mangrove, merupakan gastropoda dari Genus Littorina. Biasanya menempel di akar
napas, daun, atau cabang. Littorina adalah hewan mikrofagus yang memakan
detritus, sponge, alga, dan mikroorganisme tak bercangkang lainnya (Campbell,
2003).
Hasil analisis tekstur sedimen ditemukan antara lumpur dan lumpur
berpasir. Stasiun I, II dan III tekstur sedimennya terdiri dari lumpur yang
sangat disukai oleh Gastropoda. Stasiun IV dan V tekstur sedimen berupa lumpur
berpasir. Ukuran butiran tanah menentukan lamanya peresapan air, tanah yang
berbutir kasar yang mengandung banyak pasir bila ada air akan cepat meresap,
sehingga tempat ini merupakan daerah yang kering dan kurang disukai Gastropoda (Suwondo,
2006).
a.4 Prinsip
Zoologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang hewan. Keberadan hewan-hewan di muka bumi
sangat beragam. Keberagaman inilah yang hendaknya di pelajari sebagai obyek yang di
harapkan dapat diambil fungsi dan manfaatnya bagi kelangsungan hidup manusia.
Setiap organisme memiliki kemiripan struktur yang dapat di pakai sebagai
kriteria untuk menentukan kekerabatan.
Mayoritas individu atau kelompok
menganggap atau meremehkan bekicot, sebagai hewan yang menjijikan. Tetapi,
kalau di tinjau dari segi morfologi hewan ini hanya memperlihatkan
bentuk yang lunak dan terdapat cangkang di bagian atasnya. Sedangkan jika
dilihat dari segi anatomi , di dalam cangkang bekicot ini mempunyai warna dan
bentuk yang indah, sehingga banyak manusia yang tidak mengerti dibalik
hewan-hewan yang menjijikan terdapat suatu susunan tubuh yang indah. Bekicot
ini sangat bayak memberikan manfaat pada kehidupan, salah satu contohnya yaitu
untuk mengurangi bengkak pada suatu bagian tubuh manusia, bekicot ini juga
dapat dimakan oleh sebagian kalangan non muslim karena hewan ini memiliki
protein yang tinggi yang penting bagi tubuh.
Praktikum
ini dilakukan agar kita bisa mengetahui morfologi dan anatominya. Mungkin banyak dari kita
yang hanya mendengar nama-nama dari hewan-hewan invertebrate tersebut serta
gambar yang terdapat pada literature saja tapi setelah dilakukan praktikum ini
kita dapat mengetahui bentuk yang sesungguhnya.
B. Alat dan Bahan
b.1
Alat
Praktikum tentang phylum
Moluska ini menggunakan beberapa alat dan bahan yang mendukung kelancaran pelaksanaan praktikum. Masing-masing alat dan bahan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda dan
saling mendukung. Adapun alat nyang
digunakan adalah
papan seksi, gunting, silet, dan sarung tangan.
b.2
Bahan
adapun bahan yang praktikan gunakan
adalah bekicot (Achatina fulica) yang termsuk kelas gastropoda, filum
Molluska.
C. Metode Praktikum
1. Diambil
peralatan yang akan digunakan dalam praktikum
2. Diambil
Achatina fulica yang akan diamati
3. Dibilas
bekicot dengan air bersih
4. Diletakkan
di atas papan bedah
5. Diamati
morfologi Achatina fulica, meliputi bagian mata, anus, sensor, dan kaki
6. Dibedah
bagian tubuh Achatina fulica
7. Diamati
bagin anatominya, meliputi organ pencernaan, organ reproduksi
8. Diamati
fungsi dari masing-masing bagian
9. Digambar
dan dicatat hasil dari pengamatan morfologi dan anatomi
D.
Hasil dan Pembahasan
d.1 Hasil Pengamatan Morfologi
Hasil Pengamatan
|
Berdasarkan Literatur
|
![]()
(Soemadji, 1994)
|
Keterangan :
1. Badan
2. Tentakel pendek
3. Tentakel panjang
4. Mata
5. Indra pembau
6. Kepala
7. Vagina
8. Mulut
9. Kaki
d.2 Hasil Pengamatan Anatomi
Hasil Pengamatan
|
Berdasarkan Literatur
|
s
![]()
(Soemadji,
1994)
|
Keterangan :
1.Crop
2. Intestine
3. Lambung
4. Anus
5. Ginjal
6. Ovotestis
7. Penis
8. Saluran hermaprodit
9. Lubang respirasi
d.3 Pembahasan Morfologi
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah praktikan lakukan pada Achatina fulica bagian kepala bekicot ini terletak pada bagian
anterior. Kepala ini berfungsi sebagai tempat melekatnya organ-organ tubuh lain
seperti mata dan tentakel. Kemudian praktikan mengamati badan dari bekicot yang
terletak antara bagian anterior dan posterior. Badan juga berfungsi sebagai
tempat yang di dalamnya terbagai tempat yang di dalamnya terdapat banyak
organ-organ dan merupakan tempat letaknya anatomi.
Berdasarkan
literatur, Johson (1965) menyatakan bahwa kepala secara langsung berhubungan
dengan bagian kaki yang berotot. Pada sisi kanan tubuhnya terdapat lubang
kelamin yang letaknya di bawah kepala, agak ke bawah lagi terdapat lubang yang
agak besar yaitu lubang respirasi dan juga terdapat anus. Bagian tubuh yang
terdapat pada bagian dalam cangkok terbuat dari calcium carbonat yang dilapisi
selaput tipis, selaput tipis tersebut berfungsi menghasilkan cangkok atau dapat
pula dugunakan untuk melakukan respirasi.
Praktikan
juga mengamati bagian kaki yang terletak di sepanjang tubuh dan berfungsi untuk
pergerakan (lokomosi). Tentakel yang praktikan amati terletak pada bagian
kepala dan berfungsi sebagai indera pembau dan indera penglihat. Mulut terletak
pada bagian anterior kepala, di ventral tentakel dan berfungsi sebagai alat
pencernaan yaitu sebagai alat masuknya makanan.
Berdasarkan
literatur, Radiopoetro (1990) menyatakan bahwa kaki bekicot berbentuk pipih dan
selalu basah, berguna untuk berpindah secara merayap. Di bawah kepala terdapat
kelenjar mukosa yang menguhasilkan lendir untuk membasahi kaki sehingga kaki
mudah bergerak. Kaki sebenarnya merupakan perut yang tersusun oleh otot yang
sangat kuat dan dapat bergerak bergelosmbang.
Menurut
Jasin (1984) bekicot mempunyai kepala yang membawa dua pasang tentakel yang
satu panjang dan yang satu pendek. Pada ujung tentakel yang panjang terdapat
mata. Sedangkan, pada tentakel yang pendek terdapat indera pembau.
Mata
pada bekicot yang praktikan amati terletak pada tentakel yang berukuran panjang
dan berfungsi sebagai indera penglihat. Kemudian praktikan melakukan pengamatan
pada indera penmbau. Indera pembau terletak pada tentakel yang berukuran pendek
yang berfungsi untuk mencium adanya makanan. Bagian morfologi terakhir yang
praktikan amati yaitu vagina yang terletak dekat dengan tentakel yang panjang
sebelah kanan dan warnanya lebih putih. Vagina berfungsi sebagai alat
reproduksi.
Berdasarkan
literatur, Kastawi (2003) vagina merupakan tempat telur yang telah dibungkus
oleh albumin dari kelenjar sebelum meluncur ke saluran oviduk, telur tersebut
bermuara di kelenjar lendir, kantung duri dan ductus spermateca di dalam
vagina. Vagina bermuara di dalam atrium genital.
d.3 Pembahasan Morfologi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka
didapatkan hasil bahwa Achatina fulica memiliki organ-organ pencernaan berupa
crop, intestine, lambung, dan anus. Crop terletak di bagian ventral dan
mempunyai fungsi untuk menyimpan makanan sebelum masuk ke lambung. Intestine
juga terletak di bagian ventral, yang mempunyai penampakan melintang dan
berfungsi sebagai saluran pencernaan. Lambung terletak tepat di bawah cangkok
dan di sebelah oviduk. Anus terletak di dekat cangkang, berbentuk seperti
lubang yang bundar, dan berfungsi sebagai lubang ekskresi (pojok kolar).
Menurut Soemadji (1994), sistem
pencernaan Achatina fulica meliputi mulut, faring yang berotot, yang terletak
di bagian dorsal dan terdapat rahang dari zat tanduk, di bagian ventral
terdapat radula dengan gigi-gigi yang terbuat dari kitin, esofagus dan
kerongkongan, crop, lambung, intestine, dan anus. Makanan ini diambil dengan
menggunakan mulutnya yang dipotong oleh rahang yang dapat digerakkan ke atas
dan ke bawah, selanjutnya makanan dihaluskan oleh radula (lidah yang
bergerigi). Dari situ makanan akan diteruskan ke dalam lambung. Penyerapan
makanan terjadi di dalam usus dan sisa-sisa pencernaan makanan akan dikeluarkan
melalui anus.
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, maka didapatkan hasil organ ekskresi yang berupa ginjal. Ginjal terletak dekat dengan
usus dan hampir kelihatan menempel pada usus. Praktikan tidak menemukan alat
ekskresi yang lain, hal ini terjadi mungkin karena kurang telitinya praktikan
saat melakukan pengamatan.
Menurut Brotowidjoyo (1990), bahwa
ginjal dalam bentuk nefridia mengeluarkan ekskret, kemudian melewati porus
excretorius, terus ke bagian dorsal dari ruang mantel. Kemudian, kotoran
dikeluarkan melalui sifon eskuren (dorsal).
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, maka didapatkan hasil bahwa pada Achatina fulica memiliki organ
reproduksi berupa ovotestis, penis, saluran hermafrodit, dan lubang respirasi.
Ovotestis terletak di bagian posterior, yang berfungsi untuk memproduksi sperma
dan telur. Penis terletak dekat dengan oviduk. Saluran hermafrodit menempel
pada ginjal, dan merupakan saluran sperma dan telur. Lubang respirasi terletak
pada bagian samping kanan kaki perutnya, dan berfungsi ntuk pertukaran
udara.
Bekicot bersifat hermafrodit, namun
untuk pembuahan sel telur diperlukan individu pasangannya, karena spermatozoa
dari suatu individu tidak bisa bergabung dengan telur dari individu yang sama.
Spermatozoa dihasilkan oleh ovotestis, kemudian menuju ke saluran
hermafroditikus kemudian ke saluran sperma, dan selanjutnya menuju vas diveren.
Telur juga berasal dari ovotestis, keluar menju ke saluran hermafroditikus,
selanjutnya akan dibungkus oleh albumin. Dalam oviduk, telur akan dibungkus
oleh cangkang yang dihasilkan oleh epitel saluran tersebut. Vagina bermuara ke
kelenjar endir, kantung duri dan doktus spermateka. Vagina maupun penis
bermuara ke atrium genital (Kastawi, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Brotowijoyo. 1996.
Dasar-Dasar Zoologi. Jakarta: Rineka Cipta
Campbell. 2003. Biologi
Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Dharma , B . 1988. Indonesian Shells . Jakarta : Sarana Graha
Hegner, R.B. & J.G. Engemann.
1968. Invertebrata Zoology. New York : Macmillan Publishing Co. INC
Ibrahim. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang:
Penerbit Universitaegeri Malang Press
Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya : Sinar Wijaya
Kastawi, Yusuf. 2003. Zoologi
Avertebrata. Malang: UM Press
Kaswara. 2006. Produk-Produk
Olahan Bekicot. Diakses pada tanggal 10 Desember 2009. Vol 8(1): 9-14
Nontji , A. 1986. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan
Romimohtarto , K & S. Juwana.
2001. Biologi Laut. Jakarta : Djambatan
Sutikno, A. 1995. Ekologi Kuantitatif Metode Analisis
Populasi dan Komunitas. Surabaya: Usaha Nasional
Suwondo.
2006. Struktur Komunitas Gastropoda Pda Hutan Mangrove Di Pulau Sipora.
Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2009. Vol 2(1): 25-29
Wahyudi.
2007. Pemberian Bekicot Dengan Komposisi Yang Berbeda Dalam Formulasi Pakan
Ikan Nila Gift. Diakses Pada Tanggal !) Desember 2009. Vol 10(1): 7-9
JAWABAN PERTANYAAN
1. 1. Kelas Monoplacophoda (Neopilina)
Contoh: Neoplina galathea, hidup di
dasar lautan yang dalam, jenis ini memperlihatkan metameri dari molusca, di
temukan pada tahun 1952. Cirinya adalah tubuh bentuk oval, di lindungi oleh
sebuah cangkang yang bersifat bilateral simetris, ukuran 40 mm. Puncak
cangkang melengkung ke depan.
2. Kelas Amphineura
Contoh: Chiton sp. Habitat Chiton sp ini
adalah di laut, di daerah pantai sampai kedalaman sedang, dan memakan rumput
laut dan mikro organisme dari batu karang. Struktur
dan ciri-ciri karakteristik:
- Bentuk tubuh
elips, bagian dorsal dilindungi 8 lembar kapur yang pipih dan tersusun seperti genting, di kelilingi oleh girdle (gelang) yang tebal
- Kaki berotot,
diantara kaki dan mantel di permukaan ventral ada alur yang dangkal di sebut
alur pallial dan pada alur itu terdapat 6-80 pasang insang yang panjang.
-
Bagian mereduksi tidak punya mata dan
tentakel. Dalam mulut punya alat untuk memarut disebut radula dengan deretan
gigi yang banyak.
- Jantung
terletak disporior, terdiri dua atrium dan satu ventrikel.
- Ekskresi:
nephridia
- Beberapa chiton
punya titik yang kecil/mata di dalam epidermis pada lembaran
- Jenis kelamin terpisah, telurnya
banyak, fertilisasi eksternal.
3. Kelas Scaphopoda
Contoh: Dentalium entale. Habitat di laut,
perairan dangkal sampai kedalaman 500 m. Hidup dengan membenamkan diri di
lumpur dan pasir.. Memakan mikroplankton dan hewan kecil.Cirinya adalah memiliki
eksokeleton dan pallium yangmenyerupai tabung. Kelas Scaphopoda juga dikenal
dengan nama siput gading atau siput gigi. Anggota kelas ini juga dijumpai di
laut. Ciri khasnya adalah memiliki cangkang yang berbentuk pipa atau silinder
(tabung) memanjang atau kerucut dan terbuka di kedua ujungnya. Individu dewasa
hidup terbenam di dalam pasir, bercangkok seperti kerucut atau tanduk. Kedua
ujung cangkok berlubang. Kaki terdapat di daerah mulut. Tubuhnya duselubungi
mantel., contohnya Dentalium elephantium dan Dentalium vulgare.
4. Kelas Gastropoda
Contoh: Achatina fulicaca, Helix pomatia, Lymnea
stagnalis. Habitat di laut, di darat, di tanah-tanah lembab, padang pasir
yang kering, biasanya mebuat celah-celah atau lubang. Makanannya adalah tanaman
hijau yang di basahi dengan ludahnya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang
tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui
gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba
dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda
darat bernapas menggunakan rongga mantel. tubuh simetris dan biasanya
eksoskeleton berputar seperti spiral.
5. Kelas Palecypoda (Bivalvia)
Contoh: Anodonta grandis, Mytillus edulis, Venus
mercenaria. Habitat di laut dan air tawar, ada yang merayap, di dalam lubang
pasir atu lumpur, ada yang melekat di batu karang. Memakan phytoplankton dan
zooplankton. Cirinya adalah biasanya tubuh simetris bilateral, eksoskeleton
terdiri dari dua valvae, kepala rudi menter, tanpa tentakel. Pelecypoda
memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda
dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur.
Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.
Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena
mensekresikan zat perekat. Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang
setangkup sehingga disebut juga Bivalvia. Kedua cangkang pada bagian tengah
dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel
untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan
otot. Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas. Pada
tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti
pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara. Mutiara terbentuk karena benda
asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas.
Pelecypoda tidak memiliki kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel,
dilengkapi dengan labial palpus.
2. Gastropoda bisa beradaptai dengan lingkungan kering karena memiliki
paru-paru yang merupakan insang yang
mengalamim kemunduran dan memodifikasi rongga mantel.
3. Spermatozoa di bawa keluar tubuh
hewan jantan melalui sifon dorsal, dan masuk ke tubuh hewan betina, melalui
sifon ventral. Telur yang matang keluar dari ovari, masuk ke rongga
suprabankhial. Spermatozoa yang masuk ke insang hewan betina akan membuahinya.
Zigot melekat dalam pembuluh air dari insang dan di sebut sebagai kamar eram
(marsupia). Setiap zigot mengalami pembelahan tidak sama dan menjadi larva
glokidium dengan 2 cangkang yang mengandung otot aduktor dan sebuah benang
panjang yang disebut bisus. Larva akan keluar melalui sifon dorsal, dan turun
ke dasar air, kemudian melekat pada bagian luar tubuh ikan. Larva yang tidak
memiliki kait akan menempel pada filamen insang dan membentuk kapsul, hidup
sebagai parasit, menyerap makanan dari hospes, kemudian kista lepas dari hospes
dan hidup bebas.
4. Meski
disebut sebagai ikan, cumi-cumi termasuk hewan tak bertulang belakang yang
tidak memiliki tulang dalam tubuhnya. Namun, mereka mempunyai kemampuan gerak
luar biasa berkat adanya sistem yang sangat unik pada tubuhnya. Tubuh lunak
cumi-cumi tertutupi oleh lapisan jaket tebal. Di bawah lapisan ini, air disedot
dan disemburkan keluar oleh otot-otot kuat, sehingga menjadikannya mampu
bergerak mundur. Mekanisme pada cumi-cumi sangatlah rumit. Pada kedua sisi
kepalanya terdapat lubang mirip kantong. Air disedot melalui lubang ini dan
masuk ke dalam rongga berbentuk tabung atau silinder dalam tubuhnya. Lalu ia
menyemburkankan air ini keluar dengan tekanan tinggi melalui sebuah pipa kecil
yang terletak persis di bawah kepalanya, sehingga ia dapat bergerak cepat dalam
arah berlawanan akibat gaya reaktif, yakni gaya dorong yang berlawanan arah dengan
arah semburan air.
0 komentar:
Posting Komentar